Di suatu desa dekat sungai besar Row. Tinggalah seorang gadis manis yang baik budinya, bernama Arine. Karena kepribadiannya yang baik, maka ia sangat di cintai semua orang terlebih lagi ibu dan neneknya. Suatu hari Arine berulang tahun. Ia merayakanya bersama ibunya, dengan kue-kue mentega buatan ibunya. Apalagi Arine sangat bahagia saat mendapat kiriman hadiah dari neneknya, sebuah jubah rajut merah bertopi yang indah. Neneknya sangat pandai merajut. Ia mendapat banyak pujian saat ia memakai jubah merah itu, hingga semua orang menjulukinya Si Jubah Merah.
Hari ini, Arine ingin mengantarkan kue-kue mentega buatan ibunya ke rumah neneknya di pinggir hutan. Neneknya sedang sakit dan sendirian di rumah. Ia segera memasukan kue-kuenya ke keranjang, lalu memakai jubah merah kesayangannya. Ibunya menasihati agar ia tidak berhenti di tengah jalan dan pulang sebelum matahari tenggelam, karena pinggiran hutan akan sangat gelap sekali.
Ia berjalan sambil sedikit berlari, agar lekas sampai di rumah nenek dan pulang sebelum gelap. Tak lama kemudian ia sampai di jalan setapak hutan. Arine berjalan pelan sekarang, karena ia mulai lelah. Tanpa disadari, ia diikuti oleh seekor serigala. Aroma mentega dari kue-kuenya yang membuat serigala itu mengikutinya.
"Hei, Jubah Merah, hendak kemana manis?" sapa serigala mencoba menarik perhatian Arine. Arine yang tidak berperasangka apa-apa menjawab sambil tersenyum "Ingin mengunjugi nenek yang sedang sakit."
Serigala terus saja mengikuti Jubah Merah. Lalu perlahan-lahan membuka lebar mulutnya hendak menelan Arine, tapi tiba-tiba... "Hei, serigala jahat, kubunuh kau!" teriak seorang penebang kayu sambil mengayun-ayunkan kapaknya. Serigala lari ketakutan.
Arine yang tidak tau apa-apa terus saja berjalan sambil bernyanyi pelan. Di tengah perjalanan ia memetik beberapa bunga liar untuk neneknya, tanpa sadar kalau ia masih di ikuti oleh serigala tadi. Serigala yang licik terus memutar otaknya, berpikir bagaimana agar dapat memakan si Jubah Merah tanpa ketahuan oleh orang-orang. "Nah, sebaiknya aku pergi ke rumah neneknya lebih dulu. Lalu kumakan neneknya kemudian Jubah Merah!" kata serigala sambil tersenyum licik.
Serigala sudah sampai di rumah nenek lebih dulu, karena ia memotong jalan. Tok, tok, tok... Serigala mengetuk pintu "Nenek ini Jubah Merah, bukakan pintu" kata serigala meniru suara Arine. Ketika pintu dibuka, serigala langsung melahap nenek Arine. Setelah itu, ia mengambil piyama nenek yang ada di lemari, lalu memakainya. Serigala kemudian masuk ke dalam selimut dan berpura-pura tidur menunggu Jubah Merah datang.
Beberapa saat kemudian terdengar suara Jubah Merah mengetuk pintu. Serigala segera menyuruhnya masuk. "Kasihan sekali nenek, ini Arine bawakan bunga nek. Ada juga kue-kue mentega buatan ibu." kata Jubah Merah lalu menyusun bunga di dalam vas berisi air. "Kue-kuenya letakan saja di meja" kata serigala.
"Nenek, ada apa dengan suaramu??" kata Jubah Merah heran. Jubah Merah tidak tahu kalau neneknya sudah dimakan oleh serigala. Dan serigala berpura-pura menjadi neneknya. "Nenek sedang flu" jawab serigala. "Kemari nak, nenek ingin bercerita" panggil serigala agar Jubah Merah mendekat. Ia berjalan ke tempat tidur sang nenek.
Jubah merah terkejut mengetahui bahwa yang tengah berbaring di tempat tidur adalah serigala. Lalu dengan cepat serigala memakan Jubah Merah yang tak bisa bergerak karena terkejut. Ia menjulurkan lidahnya yang panjang dan menjilat-jilat bibirnya.
Serigala merasa kenyang setelah memakan nenek dan Jubah Merah. Lalu, Bruk..! serigala jatuh tertidur di lantai. Sebentar kemudian terdengar dengkurannya yang keras. Pada saat itu, seorang pemburu lewat di depan rumah nenek dan mendengar dengkuran serigala yang keras itu "Suara dengkuran siapa ini? Sepertinya dari rumah nenek." kata pemburu penasaran. Ia segera mengetuk pintu rumah nenek, karena tidak kunjung ada jawaban ia masuk kedalam. Begitu terkejutnya ia saat melihat serigala tergeletak di lantai dengan perut besar menggembung. Lalu terdengar "Tolong...!"
Ternyata nenek dan Jubah Merah masih hidup dalam perut serigala. Dengan cepat, pemburu itu segera mengambil gunting yang besar dan kuat. Lalu diguntingnya perut serigala itu dan mengeluarkan nenek dan Jubah Merah. Syukurlah mereka masih hidup. "Terimakasih telah menolong kami" kata nenek. "Sama-sama nek, bagaimana kalau serigala ini kita beri hukuman" tanya si pemburu.
Mereka akhirnya memutuskan untuk mengisi perut serigala yang masih tertidur itu dengan batu, sebagai pengganti nenek dan Jubah Merah. Setelah semua batu telah di masukan, nenek menjahit perut serigala dengan benang rajutnya hingga menutup kembali. Dan setelah semua rapi, mereka bersembunyi di lemari, untuk menunggu serigala bangun.
Beberapa saat kemudian...."Hoammm, nyenyak sekali tidurku. Perutku sudah kenyang, tetapi sekarang aku haus" serigala bangun dan berjalan mendekati sumur nenek. Ia berjalan terhuyung-huyung memegangi perutnya. Ia menjulurkan lidahnya ke sumur, lalu...Byurrr ia masuk ke dalam sumur. Perutnya yang besar dan berat yang berisi batu tersebut membuatnya jatuh ke dalam sumur yang dalam dan ia tidak akan pernah bisa keluar. Dari kejauhan nenek, Jubah Merah, dan pemburu tertawa melihat kejadian tersebut.
Kemudian mereka merayakan pesta kecil dengan kue-kue mentega yang di bawa oleh Jubah Merah. Canda dan tawa memenuhi udara langit sore. Tak terasa hari sudah mulai gelap. Sang pemburu dengan senang hati mengantarkan Jubah Merah pulang sampai ke rumah.
Please don't be silent reader, udah baca lalu di ketik komennya di bawah ya Bro n Sist....
Thank You
PreviewNext
No comments:
Post a Comment