Header

Header

Sunday, 1 September 2013

[TALE] Itik Buruk Rupa

Musim dingin hampir usai, cuaca mulai menghangat. Di dekat sebuah kolam di pinggir kota, terdengar suara anak-anak itik yang sedang gembira bermain. Kwek... Kwek... Kwek...

"Satu dan, dua dan, tiga....wah anak-anakku yang lucu dan manis, kalian sudah menetas," kata ibu itik dengan bangga. Namun ada sebutir telur yang belum menetas. Terlihat ada sebuah retakan besar pada cangkang telurnya. Ibu itik menjadi panik dan cemas. Ia pandangi telurnya yang besar itu, lalu kembali mengahangatkanya, namun telurnya itu tak kunjung menetas.
Suatu siang saat udara sudah benar-benar hangat, nenek itik datang mengunjungi mereka. "Ah, ini pasti telur yang sulit menetas. Dulu aku juga mempunyai telur yang seperti ini. Pecahkan saja!" kata nenek itik. Ibu itik tidak tega memecahkan telurnya itu, lalu dengan pantang menyerah mengeraminya kembali. Keesokan harinya, terdengar bunyi krtk...krtk...krakkk dan telur itu pun pecah, keluarlah anak itik yang berbeda dari itik-itik yang lain.
"Aduh, jelek sekali anak ini! Sekarang coba suruh dia berenang, pasti tidak bisa." kata nenek itik jengkel.
"Nah, sekarang saatnya belajar berenang! Ayo ikut ibu!" Ibu itik segera melompat kedalam kolam, diikuti anak-anak itiknya. Si itik buruk rupa mendapat giliran terakhir. Lihat! Ia berenang denga lincah sekali.
"Wah, kamu pandai berenang. Tidak salah lagi, kamu pasti anakku." kata ibu itik dengan bangga.

Itik-itik lain datang untuk mengejek anak itik buruk rupa "Itik jelek, hey itik jelek! Kwek, kwek!" Ibu itik mengusir anak-anak itik itu dengan marah. "Sekalipun kau berwujud seperti ini, kau tetap anakku," kata ibu itik. Ibu itik mengajak anak-anaknya mengunjungi kakek itik. Namun kakek itik juga tidak menyukai itik buruk rupa seperti yang lainya.
"Ayo, semuanya akan kuberi ikan, tetapi tidak untuk cucuku yang buruk rupa itu." kata kakek menjelaskan.
"Mengapa aku dibenci?" kata itik buruk rupa sambil melihat saudara-saudaranya memakan ikan.
"Hey, itik jelek! Menyingkir dari sini!" kata saudara-saudaranya sambil mendorong-dorong si Buruk Rupa.
Itik buruk rupa pergi jauh dari kolam rumah kakek itik, dan tidak juga kembali ke kolam rumahnya. Sepanjang perjalanan air matanya menetes, hatinya sangat sedih di perlakukan berbeda. Ibu itik sedih mengetahui kepergian si Buruk Rupa. Bagi ibu itik, semua anaknya sangat manis.

Disemua tempat yang Buruk Rupa datangi, ia diperlakukan sama. Semua menganggapnya jelek. Sangat sulit baginya untuk mencari tempat tinggal, karena ia selalu diusir dari kolam yang ia datangi. Saat hujan atau badai ia berteduh di bawah batang pohon yang tumbang.

Musim gugur pun berlalu. Saatnya musim dingin yang membekukan datang. Sejauh mata memandang hanya ada tumpukan daun yang tertutup salju. Itik Buruk Rupa sangat lapar dan kedinginan. Ia berjalan terseok-seok untuk mencari tempat perlindungan. Ia terus berjalan menuju danau. Disana ia melihat sekawan angsa yang cantik, ia merasa iri dengan angsa itu. Tanpa sengaja ia tergelincir masuk ke dalam lubang dalam dan tak sadarkan diri. Keesokan harinya ia sudah terbangun di tempat yang hangat. Ia berada di dalam lubang tikus tanah. Tikus tanah yang baik membantunya keluar dari lubang dalam itu dan memberinya makan juga tempat berteduh selama musim dingin.

Pada saat musim panas datang, ia mencari danau yang sepi untuk berenang. Betapa terkejutnya ia, saat melihat bayangan dirinya di air. Ia terlihat sama seperti kawanan angsa di danau itu. Ia adalah seekor angsa dewasa sekarang. Seekor angsa putih cantik yang bisa terbang sekaligus berenang. Perlahan itik buruk rupa bergabung dengan angsa-angsa lain di Danau Angsa. Ini adalah akhir dari petualangan buruk rupa yang sering diejek itu. Meskipun telah menjadi Pangeran Angsa ia tetap rendah hati.

Pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar...



PreviewNext


No comments:

Post a Comment