Header

Header

Saturday 14 December 2013

[Poem] UNTUKMU TEMANKU

Untukmu kau lalui jalan hidupmu walau kau coba jauhiku
Ku kan tetap di sampingmu saat kau menolehkan wajahmu

Keindahan masa kecilmu
Mata lugu bercahaya kegembiraan padamu
Keceriaan itu masih dalam genggaman mu
Saat kau bilang kita kan jadi teman selalu
Berlomba-lomba membuktikan diri
Dirimu lebih bahagia dari orang kebanyakan
Taukah kau bahwa ibumu sangat bahagia melihatmu
Saat itu aku ingin sebahagia dirimu
Memiliki dan mencintai ibumu
Aku temanmu

Sekolah masa mudamu
Dimana darah mengalir keluar sama derasnya dengan keringatmu
Hujan batu dan pisau itu coba merubuhkan tubuhmu
Saat kau bilang tuk coba bela nama sekolahmu
Tetapi kau tak tahu apa yang kau bela itu
Datang ke rumah membawa darah seolah symbol prestasimu
Taukah kau betapa khawatir ibumu padamu
Kali ini ku nasihati kau, ingatlah ibumu
Aku temanmu

Demokrasi masa mudamu
Korbankan keringat dan laparmu tuk berteriak
Menjunjung atau meruntuhkan orang tertentu
Seolah-olah orang tersebut mendengarmu
Saat kau bilang tuk bela kepentingan orang banyak
Kau tak tahu betapa pontang panting
Orang yang mencoba memperbaiki negri ini menjadi lebih baik
Dan untuk memenuhi apa yang kau ingin tersebut
Berhari-hari bermandi gas airmata
Taukah kau betapa rindunya ibumu padamu
Ku nasihati kau lagi, sayangilah ibumu
Aku temanmu

Marak supporter masa mudamu
Seolah berawal dari hal positif yang baru
Rasa simpati berlebihmu cerminkan
Seolah perbedaan adalah sebuah kecacatan
Kembali hidupmu diwarnai dengan kerusuhan
Saat kau bilang mereka atau siapapun pihak yang memulai
Entah kenapa kata maaf tak pernah terselip diantaranya
Yang menjadikan sesuatu itu seolah besar
Tolonglah untuk tidak menilai salah setelah kau berbuat salah
Taukah kau mahalnya airmata ibu yang keluar tuk mu
Ku harap terakhir ini nasihatku, cintailah ibumu
Aku temanmu

Kehampaan masa mudamu
Kau mulai lembar baru dengan niat tulus dirimu
Bersiap tuk merantau dengan restu ibumu
Mencoba mengadu nasib di tempat yang kau tak tau
Saat kau bilang, doakan aku ibu, dengan segala restu
Agar kau mempersembahkan kebanggaan tuk ibumu
Tak sengaja, kau masuk tempat gemerlap bintang
Dan ramai keramaian yang membutakan tujuanmu
Mencoba merasakan yang belum pernah kau rasakan
Dan rasakan kebahagiaan sesaat lalu terjerumus lebih dalam

Tolong jangan buat nasihatku seolah sebuah pijakan
Untuk loncat kembali masuk ke dalam jurang yang memakanmu
Sapa ku padamu,
Sayangilah hidupmu karena kau segalanya untuk ibumu
Aku temanmu, lihatlah dirimu

No comments:

Post a Comment